Mimpi Mobil Nasional………akankah terbayar???

Akhir-akhir ini seringkali kita dengar, ada banyak pihak yang telah berhasil membuat mobil dan dianggap sebagai cikal bakal mobil nasional Indonesia, walaupun hanya sebatas protitipe sederhana dan jauh dari kualitas yang sekarang bisa dinikmati oleh para konsumer lewat mobil mobil jepang, korea, dsb. Namun walaupun demikian, hal itu merupakan hal baik dan seharusnya pemerintah cukup jeli untuk memfasilitasi kearah perkembangan lebih lanjut.

Dimanapun di dunia ini, Ekonomi berkembang dan masyarakat menjadi makmur, karena adanya proses perpindahan orang dan barang dari satu tempat ketempat lainnya. Dan mobil lah yang saat ini merupakan pilihan paling tepat untuk menfasilitasi tujuan tersebut. Amerika sebagai moyangnya Industri mobil, telah berhasil membangun industri ini menjadi sekian besarnya dan pertahun nilai total bisnis ini mencapai $338 Billion dan memperkerjakan hampir 1juta orang. Jadi bisa dibayangkan betapa motorization telah berhasil mengubah wajah sebuah negara dan memberikan kontribusi yang besar terhadap perbaikan ekonomi masyarakatnya. Terbukti Jepang, Korea, China dan akhir-akhir ini India….Dengan komitmen dan kerja keras mereka berhasil membangun industri ini menjadi faktor penting dalam struktur industri mereka.

Memang untuk masuk ke Industri ini bukan hal yang mudah, karena entry barrier yang harus dilewati sangat-sangat susah dan butuh modal yang sangat besar. Gaikindo pernah menghitung paling tidak dibutuhkan dana triliunan rupiah untuk bisa menggarap sebuah mobil nasional yang layak jual dan bisa bersaing dengan mobil mobil dari perusahaan yang sudah mapan saat ini, seperti Toyota, Honda, Nissan, etc. Terlebih diera globalisasi ini, produk Automotive sudah melakukan harmonisasi dan untuk bisa dijual maka sebuah mobil harus memenuhi standar-standar International, seperti emisi, safety, dan lainnya, yang pada akhirnya membuat ongkos development menjadi sangat besar dan untuk negara yang masih kembang-kempis seperti Indonesia ini, hal ini menjadi tidak feasible.

Lantas apakah masih pantas kita punya Mimpi punya MOBNAS??? Atau apakah tidak lebih baik kita mendorong Industri yang sudah ada saat ini untuk bisa lebih kompetitif dan pada akhirnya bisa menghasilkan produk yang bisa lebih murah dan mampu dinikmati oleh sebagian besar rakyat dengan daya beli yg sangat terbatas ini? Jawabannya bisa pantas atau bisa juga tidak. Kalau memang pemerintah punya niatan yang kuat (seperti China diera 25 tahun yang lalu mencanangkan dirinya untuk menjadi salah satu kekuatan otomotif dunia), maka hal ini mungkin. Kita bisa menempuh jalan lisensi seperti Proton, dan secara bertahap mengembangkannya. Tentunya scale of economic tetap menjadi pilihan utama dan harus disertai juga dengan visi bahwa untuk maju perlu R&D. Jadi segala sesuatu harus tetap berpegang bahwa teknologi harus direbut dan untuk itu perlu dana dan usaha yang keras.

Atau kita juga bisa seperti Thailand, mereka tidak mimpi untuk punya mobil nasional. Tapi mereka punya visi menjadikan negaranya sebagai Detroit of the East dan memberikan fasilitas sebesar-besarnya untuk para Industri Mobil dari negara luar untuk menanamkan modalnya di Thailand dan pada akhirnya mereka bisa menjadi pusat produksi, baik kendaraan utuh dan komponen pendukungnya. Efeknya tentu saja harga mobil bisa lebih murah dan mereka menjadi basis ekspor kendaraan CBU dan devisa mengalir ke dalam kantong kas negara. Peraturan dibuat pemerintah sedemikian rupa untuk menstimulus terjadinya alih teknologi dan pengembangan energi alternatif, misalnya pemotongan excise tax untuk kendaraan yang menggunakan alternatif energi (CNG, Ethanol, Methanol, Bio-Diesel, Hybrid), sehingga banyak Perusahaan mobil berlomba-lomba menanamkan new investasi dan meng-introduce banyak model dipasar Thailand dan sekaligus menjadi basis ekspor untuk negara negara lain disekitar ASEAN, termasuk Indonesia.

Keduanya adalah Pilihan, dan ketika kita memilih pasti akan timbul konsekuensi. Terus terang dengan kondisi pemerintah saat ini, mustahil Mobnas itu bisa terwujud. Koordinasi antar Departemen yang kurang jelas dan aturan yang tumpang tindih akan sangat memberatkan hal itu terwujud. Sebagai contoh nyata sampai saat ini belon ada peraturan In-used Vehicle Maintenance yang benar benar bisa dijalankan dengan mulus dinegeri sebesar Indonesia ini. Uji Emisi dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, Kir oleh Hubdar, STNK oleh Polisi….masing masing punya porsi sendiri dan tidak bisa jalan in-line. Dan akhirnya berapa jumlah CO2 yang kita buang ke Langit Indonesia, karena ketidakberesan penegakkan aturan emisi gas buang. Uji emisi pun saat ini hanya berupa Idle Test, yang tentunya sangat tidak mencerminkan kondisi gas buang apabila kendaraan tersebut berjalan dijalan raya.

Untuk itu, marilah kita berharap, agar Pemerintahan yang akan dipilih dalam beberapa bulan kedepan ini, adalah pemerintahan yang cukup kompeten dan profesional. Meletakkan kepentingan masyarakat diatas kepentingan Golongan maupun Individu-individu penguasa. Sehingga Mimpi ini tidak hanya ada diawan dan sedikit demi sedikit bisa turun ke bumi Indonesia yang Kaya Raya ini………………..Akhirnya Tujuan UUD 45-Masyarakat Adil dan Makmur bisa segera kita wujudkan dan tidak perlu menyalahkan “BELANDA” yang sudah menjajah kita selama 350th…………….

Merdeka,

Published by: wicanzayu

I`m a father of Reza, Yukari & Rachmad and a husband of my beutiful wife. I was born in Palembang 38 years ago and now temporarily live in Bekasi-Jabar Indonesia. I was graduated from Mechanical Engineering Gadjah Mada University Yogyakarta and now working as Manager@PT TMMIN Jakarta. I`m a member of IATO and trying very hard to fulfill my dream as Automotive Engineer in Indonesia and giving my greatest contribution for sustainable of the earth....

Categories Automotive2 Comments

2 thoughts on “Mimpi Mobil Nasional………akankah terbayar???”

Leave a comment