Engine Cooling system dan Hemat Bahan Bakar

Barusan baca di detik, bahwa kemungkinan besar pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar premium disekitaran akhir tahun 2009 ini. Hal itu tidak terlepas dari harga minyak mentah dunia yang sudah merangkak naik hingga ke level $70/barrel. So, problem klasik akan kembali lagi, dimana para pemakai kendaraan bermotor harus berpikir keras lagi dikarenakan pasti pengeluaran mereka akan bertambah sementara disisi pendapatan tidak ada peningkatan yang cukup berarti (jadi curhat nieh……..).

Salah satu yang bisa kita lakukan untuk menekan pengeluaran biaya bahan bakar adalah mengefisienkan kinerja mesin dan dalam hal ini salah satu yang bisa berperan untuk menjaga agar mesin bisa bekerja dengan sempurna adalah sistem pendinginan atau cooling sistem. Jangan mudah tertipu dengan banyaknya produk yang menawarkan kemampuan untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar, karena berdasarkan data dari EPA di Amrik Sono, hanya 1 atu 2 produk saja yang punya efek positif (dan tidak terlalu signifikan juga) dan sisanya hanya marketing propaganda saja. Lagian kalau memang sesederhana yang mereka tawarkan……..bukankah para pabrikan sudah pasti menerapkannya di technology engine mereka………

Pada mesin internal combustion dewasa ini, ada 2 macem pendinginan, yaitu liquid cooling dan Air cooling dan untuk mobil umumnya menggunakan liquid cooling. Ini ada link menarik yang menggambarkan bagaimana engine cooling system bekerja pada mesin (http://auto.howstuffworks.com/cooling-system2.htm). Engine bekerja optimum pada suhu coolant 93 derajat celcius, dimana pada kondisi ini suhu didalam cylinder cukup panas untuk mem-favorize bahan bakar yang masuk ke ruang bakar dan juga viskositas oli cukup encer sehingga pelumasan berjalan baik dan friction loss juga berkurang. Hal ini tentunya akan berujung pada penggunaan bahan bakar yang lebih efisien….

Suhu coolant dijaga pada suhu 93 derajat dengan cara mengalirkan coolant (Campuran antara ethyl glycol dan air – umumnya di Indonesia perbandingannya 30/70 atau 50/50) lewat radiator dan thermostat ditempatkan diantara engine dan radiator yang berperan untuk mengatur aliran coolant dari engine ke radiator.  Kenapa ethyl glycol dibutuhkan, karena sifatnya yang bisa menaikkan titik didih air lebih dari 100 derajat celcius dan hal ini sangat penting untuk mencegah overheat pada engine. Dalam sistem pendinginan kendaraan, juga dibuat agar bekerja dalam kondisi pressurized (biasanya pada kisaran 15 psi) karena dengan demikian coolant boiling temperature bisa meningkat lebih kurang 25 derajat lebih tinggi. Untuk mencapai suhu kerja mesin yang ideal dengan cepat, maka pada saat awal mobil dinyalakan maka thermostat dalam kondisi tertutup dan tidak ada aliran coolant yang mengalir ke Radiator dan baru setelah suhu coolant mencapai operating temperatur, thermostat terbuka dan coolant mengalir melalui radiator untuk melepaskan panas yang dibawah dari ruang mesin ke udara dan menjaga suhu coolant tetap pada operating temperatur optimum.

Proses pelepesan panas ke udara yang dibawah coolant diradiator dibantu oleh hembusan udara oleh Shroud Fan yang terhubung ke mesin oleh fan coupling. Ada 2 macem Fan Coupling, untuk mesin penggerak depan (FF) biasanya menggunakan electic fan (dikarena posisi mesin yang melintang sehingga tidak bisa dicoupling langsung dengan belt) dan Viscous Fan coupling (untuk Mesin FR) yang terhubung langsung dengan putaran water pump lewat belt. Khususnya untuk Viscous Fan Coupling, didalammya terdapat Bi-metal sensor yang mendeteksi suhu udara dari radiator dan apabila mencapai suhu kerjanya maka fan coupling akan berputar dan tenaga perputaran ini diambil dari belt atau dengan kata lain dari tenaga yang dihasilkan mesin. Semakin cepat berputar maka semakin besar tenaga yang diambil dari engine.

97192370

So, salah satu upaya untuk menghemat adalah menjaga kerja Fan coupling pada kondisi optimum, yaitu berputar saat dibutuhkan dan berhenti pada saat tidak dibutuhkan. Sensor thermostatic pada fan coupling harus dipastikan bekerja dengan baik karena bagian inilah yang mendeteksi suhu udara dan otomatis membuatnya bekerja. Merubah rubah bagian depan kendaraan (grille, bumper) secara langsung akan merubah kondisi aliran udara dikendaraan yang ujung-ujungnya akan berpengaruh pada ketidaksesuian operating condition fan coupling.

Terakhir, engine dewasa ini dipenuhi oleh berbagai sensor, dan input dari sensor-sensor inilah yang akan diterjemahkan oleh ECU untuk menentukan optimum kondisi dari kinerja mesin. Jadi well maintenance sudah menjadi kunci agar kendaraan bisa berjalan optimum dan pada akhirnya fuel saving bisa tercapai.

Published by: wicanzayu

I`m a father of Reza, Yukari & Rachmad and a husband of my beutiful wife. I was born in Palembang 38 years ago and now temporarily live in Bekasi-Jabar Indonesia. I was graduated from Mechanical Engineering Gadjah Mada University Yogyakarta and now working as Manager@PT TMMIN Jakarta. I`m a member of IATO and trying very hard to fulfill my dream as Automotive Engineer in Indonesia and giving my greatest contribution for sustainable of the earth....

Categories AutomotiveLeave a comment

Leave a comment